Kategori:

Merdeka Belajar: Mendorong Bakat Industri Kreatif Di Indonesia

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen mendorong perkembangan industri kreatif di Indonesia melalui program Merdeka Belajar dan peningkatan mutu pendidikan vokasi berbasis sistem ganda.

Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, pihaknya berusaha menghasilkan bakat-bakat di berbagai bidang industri kreatif sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo. Ada tiga jalur pendidikan vokasi yang disiapkan, yaitu melalui pendidikan menengah, tinggi, dan kursus serta pelatihan.

Dalam konteks Merdeka Belajar, unit-unit pendidikan vokasi, seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Perguruan Tinggi Vokasi (PTV), dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), terus beradaptasi dengan ilmu pengetahuan di bidang kreatif, seperti produksi konten komik, film, musik, dan sebagainya.

Kiki menyebutkan bahwa ribuan hingga jutaan bakat vokasi di bidang industri kreatif diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi lebih lanjut melalui pendidikan vokasi sistem ganda. Saat ini, lebih dari 3.329 dari 14.478 SMK di Indonesia menghadirkan bidang industri kreatif, melibatkan hampir 339.279 siswa SMK di berbagai bidang seperti boga dan multimedia.

Target Kementerian untuk Industri Kreatif di Tahun 2024

Kementerian juga menargetkan lahirnya lebih dari 10 juta bakat digital hingga 2024, sebagai bentuk persiapan mendukung kreatif industri, termasuk di sektor permainan dan keamanan siber.

Dalam skema Merdeka Belajar, kurikulum disesuaikan dengan industri melalui kolaborasi dengan industri, pembelajaran berbasis proyek, dan pembelajaran industri. Melalui model teaching factory, banyak SMK dan politeknik di Indonesia dilengkapi dengan fasilitas laboratorium sekelas rumah produksi, digunakan untuk menyelesaikan proyek-proyek bersama industri.

Transformasi kurikulum juga mengadopsi model vokasi sistem ganda, yang memberikan porsi seimbang antara pendidikan di kelas dan praktik langsung di industri. Dengan begitu, lulusan diharapkan tetap relevan dengan kebutuhan industri.

Kementerian juga fokus pada peningkatan keterampilan bagi para pengajar vokasi melalui unit pelaksana teknis (UPT) atau balai-balai vokasi, untuk upskilling dan reskilling para guru, instruktur, dan dosen vokasi.

Dalam kesempatan yang sama, Charlie Cho, Director of Business Development YG Entertainment Korea Selatan, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi kreatif yang besar, namun perlu kerja keras dan kolaborasi untuk mengembangkannya, mirip dengan langkah yang diambil Korea Selatan dalam membangun industri kreatif mereka.

Baca juga: Kelas Kreatif Batch 2 MCH Dibuka!