Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, memberikan tanggapan terhadap hasil survei perusahaan riset digital, Populix, yang menunjukkan kekhawatiran 55 persen responden terhadap potensi penggantian pekerjaan mereka oleh kecerdasan buatan (AI). Survei dilaksanakan daring selama dua minggu melibatkan 1.246 responden dari kalangan milenial dan generasi Z di Indonesia.
Menurut Nezar, data dari McKinsey & Company memperkirakan potensi otomatisasi pekerjaan mencapai 9-47 persen saat ini, dengan kemungkinan terus meningkat seiring kemajuan teknologi. Nezar menekankan pentingnya adaptasi terhadap zaman dengan memprioritaskan faktor humanis, seperti kemampuan teknis, analisis data, dan kemampuan yang tidak dapat ditiru oleh mesin.
Apa kata Kementerian Kominfo tentang generasi Z?
Dalam merespons keadaan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus mendorong literasi digital masyarakat. Upaya ini melibatkan literasi digital dasar, pembatasan durasi akses HP dan internet, pelatihan keterampilan digital di tingkat menengah melalui program Digital Talent Scholarship, dan penggunaan aplikasi parental control untuk membatasi akses digital anak.
Survei Populix sebelumnya menyebutkan kekhawatiran terkait kehilangan pekerjaan dapat menyebabkan ketidakpuasan kerja dan tingkat stres yang meningkat. Namun, beberapa pihak menganggap bahwa penggunaan AI dapat meningkatkan efisiensi proses kerja dengan mengotomatisasi tugas-tugas sederhana, memungkinkan karyawan fokus pada aspek pekerjaan yang lebih kreatif.
Ko-Founder dan CTO Populix, Jonathan Benhi, menyoroti manfaat AI dalam meningkatkan kualitas pekerjaan dan memberikan informasi berharga untuk mendukung pengambilan keputusan. Meski demikian, teknologi AI juga membawa risiko, termasuk ancaman terhadap lapangan pekerjaan, kekhawatiran privasi, keamanan siber, dan risiko bias dalam pengambilan keputusan.
Jonathan menegaskan bahwa perusahaan perlu mengambil tindakan tanggung jawab dalam menggunakan AI, seperti melakukan audit pada data yang digunakan untuk melatih model AI guna mengurangi risiko bias. Serangkaian upaya perlu dilakukan untuk memastikan penggunaan AI yang bertanggung jawab di tengah risiko dan potensi manfaat yang dimilikinya.